Selasa, 04 Maret 2014

Naya, Peraih IPK 4,00



Nurul Inayah. Di kalangan mahasiswa FKIP, saya lebih dikenal Naya. Terdaftar sebagai mahasiswa program studi pendidikan matematika angkatan 2009, awalnya melalui jalur PMDK. Alhasil, saya menduduki urutan ke empat dalam penomoran stambuk. Yah, A 231 09 004. Awalnya saya merasa biasa saja dengan stambuk itu, tapi setelah dipikir-pikir, itulah stambuk keberuntunganku.
Berbicara tentang matematika, sebenarnya dulu saya tidak begitu tertarik. Bahkan, saat masih SMP, matematika menjadi “Numero Uno” kalau ditanya mata pelajaran yang paling dibenci. Tapi, ternyata takdir  berkata lain. Seperti mendapatkan sebuah ilham, tiap orang bertanya “mau ambil jurusan apa kalo kuliah nanti?”, dengan tegas saya jawab “Matematika”…Nah Loh?..Oke, karena bicara itu sebuah doa, akhirnya Allah swt mengabulkan bicaraku, dan disinilah tempatku menuntut ilmu sampai akhir studi S1-ku pada tanggal 25 Juni 2013, Pendidikan Matematika.
Selesai studi yang ditandai dengan yudisium pada tanggal 25 Juni 2013, kira-kira jam 12.00 waktu Pendidikan Matematika FKIP, saya Nurul Inayah, dinyatakan lulus dengan titleS.Pd. Pencapaian yang menurut saya tidak gampang. Banyak masa-masa sulit, menyedihkan, dan duka ditengah-tengah kemudahan, kesenangan, suka cita. Namun, semua itu bisa dilalui dengan doa, kesabaran, dan dukungan dari orang-orang tercinta
Bagi saya sendiri, modal kita sebagai mahasiswa dalam perkuliahan, kemampuan intelektual bisa dikatakan sebagai kategori “belakangan” setelah beberapa hal yang harus diprioritaskan. “Belakangan” bukan dalam artian “terbelakang”, karena saya juga menyadari



bahwa kemampuan intelektual itu penting untuk menunjang keberhasilan kita sebagai mahasiswa. Namun, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian utama, menurut saya. Yah, bagi saya sendiri, kemauan adalah faktor utama. Kemauan untuk kuliah, bukan hanya sekedar “ikut-ikutan”,biar bisa dibilang mahasiswa. Kelak kemauan yang asalnya dari diri kita sendiri, akan berakibat dengan sikap disiplin, tekun, rajin, dan tanggung jawab. Tahukah kamu, kalau akibat-akibat tersebut sangat penting dan secara tidak langsung dapat merumuskan masa depanmu? Sebagai mahasiswa, kamu bisa rasakan dan melihat sendiri. Bandingkan saja mahasiswa yang rajin-rajin dengan mahasiswa yang malas-malasan?? Lihat saja mahasiswa yang disiplin dengan mahasiswa yang sering terlambat?
Oke, sebelum jauh kamu bandingkan, faktor yang tidak kalah pentingnya adalah sopan santun dan kemampuan untuk bersosialisasi. Nah, setelah semua itu, baru deh kemampuan intelektual saya posisikan. Mengapa inteletual saya tidak jadikan sebagai modal utama? Renungi! Buat apa pintar, kalau sopan santun terhadap sesama minim? Buat apa cerdas kalau cerdasnya hanya untuk diri sendiri dan tidak mau berbagi? Jangankan mahasiswa, yang bukan mahasiswa saja semestinya bisa menilai. Menurut saya, intelektual bisa diasah dengan tekun belajar. Jangan lupa untuk bertanya jika ada hal-hal yang tidak dimengerti.
Sikap positif kita, seperti yang sudah saya sebutkan (disiplin, tekun, rajin, tanggung jawab, sopan santun, dan society), dapat membuka peluang buat diri sendiri untuk menarik empati dan simpati. Bukan dalam artian “cari muka”, tapi lebih kepada akibat dari sikap positif itu sendiri. Ingat, sikap positif tadi merupakan akibat dari adanya “kemauan”yang asalnya dari diri kita sendiri.
Mungin, saya tadi menyinggung tentang “dapat merumuskan masa depanmu”.(bukan mungkin siy, tapi memang iya saya singgung). Awalnya, saat KKN, seorang bapak pernah berkata sama saya “buatlah orang lain selalu mengingatmu, bahkan setelah kamu meninggalkannya”. Hal yang dapat saya petik dari kalimat sederhana itu adalah buatlah diri kita berkesan dimata orang lain. Diri kita bisa berkesan, jika kita tidak pernah mengabaikan hal-hal kecil untuk dilakukan. Karena terkadang, orang-orang selalu mengejar hal-hal yang besar, dan yang perkara kecil lebih sering ditinggalkan.
Berperilaku baiklah. Disiplin, tekun, rajin, tanggung jawab, sopan santun, sosialiasi adalah perbuatan baik yang sejujurnya hanyalah hal-hal kecil yang bisa kita biasakan. Insya Allah, dengan semua sikap-sikap itu, orang-orang disekitar kita, misalnya teman mahasiswa, dan para dosen dapat melihat integritas dan peluang dari dalam diri kita, serta dapat menarik empati dan simpati mereka. Kelak, saat kalian masih atau telah menyelesaikan studi, jika ada info-info penting seputar penawaran pekerjaan, tawaran mengajar, beasiswa lanjut kuliah, dan lain-lain sebagainya, mereka yang telah berempati dan bersimpati padamu, akan lebih mengingatmu ketimbang orang-orang yang tidak meninggalkan kesan dimata orang lain. Kalian akan lebih terdahulu dihubungi dan ditawarkan semua info-info itu dan kalian akan lebih memiliki peluang besar untuk memperoleh sesuatu yang kamu tidak sangka sebelumnya. Dan disitulah, masa depan kalian bisa dirumuskan…..
Kesimpulannya, tumbuhkan kemauan belajar kalian sebagai mahasiswa!!!! Sopan santun lah terhadap sesama dan bersosialisasilah. Jangan lupa untuk selalu berbuat baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar